PENANGANAN KEDARURATAN PERDARAHAN DI RONGGA MULUT
Latar Belakang
Perdarahan dirongga mulut merupakan
suatu keadaan tidak normal dimana darah keluar dari pembuluh darah di area
rongga mulut. Perdarahan ini bias merupakan perdarahan tertutup dimana darah
terjebak dalam jaringan di bawah mukosa,maupun perdarahan terbuka dimana darah
berada di rongga mulut. Perdarahan terbuka yang terjadi di dalam rongga mulut
seringkali menyebabkan kepanikan pasien, karena darah akan mengalami
pengenceran oleh air ludah sehingga mengesankan volume yang lebih dari yang
sebenarnya.
Pada batas tertentu dimana pasien
merasa tidak nyaman dan tidak aman maka akan mencari pertolongan kepada tenaga
kesehatan, maka sudah seharusnya tenaga-tenaga kesehatan dilini terdepan
seperti pada unit pelayanan gawat darurat, maupun drg di klinik pratama memahami hal-hal yang berkaitan
dengan perdarahan di rongga mulut. Begitupun tenaga paramedic di ruang rawatan
sudah semestinya mampu melakukan penanganan dengan baik, karena perdarahan
mungkin saja terjadi dalam 24 jam pertama setelah dilakukan prosedur gigi dan
bedah mulut.
Penyebab perdarahan
rongga mulut.
Pemahaman tentang perdarahan akan sangat membantu dalam melakukan
penatalaksaaan perdarahan di rongga mulut. Ketika menjumpai kasus perdarahan
dirongga mulut yang perlu diketahui penyebab dari perdarahan sebab hal ini
berpengaruh terhadap penatalaksanaan yang akan dilakukan.
Etiologi
perdarahan rongga mulut dapat dibedakan
1.
Faktor local
a)
Trauma di area maxillofacial
Biasa terjadi pada
kasus kecelakaan, jatuh atau adanya tindak kekerasan.
Pemeriksaan klinis
adanya crepitasi dan deformitas
Pemeriksaan radilogi cranium antero posterior, panoramic
dapat dilakukan untuk mendukung diagnose.
b)
Trauma dentoalveolar dan jaringan
perioral
Biasa terjadi pada
kasus kecelakaan, jatuh atau adanya tindak kekerasan. Beberapa kasus sering
terjadi pada anak yang baru dapat berjalan sampai masa pra sekolah. Trauma
dentoalveolar dapat mengenai gigi
maupun pada jaringan lunak
seperti bibir,gusi, dasar mulut, langit-langit yang menyebabkan lacerasi. Anamnesa
dengan keluarga sangat penting untuk menentukan penyebab perdarahan.
c)
Pencabutan gigi
Paska cabut gigi
perlu diwaspadai risiko perdarahan 24 jam sesudahnya. Terutama pada kasus-kasus
pencabutan yang sulit, tetapi tidak
menutup kemungkinan juga pada kasus pencabutan yang relatif mudah.
Ketidak patuhan pasien terhadap instruksi paska pencabutan bias menjadi
penyebab terjadinya perdarahan.
d)
Peradangan mukosa rongga mulut
2.
Faktor sistemik
a) Perdarahan
di organ dalam
b) Manifestasi
beberapa penyakit sistemik seperti DHF, ITP, Leukemia
c) Hipertensi
d) Efek
samping obat antikoagulan
e) Penyakit
kelainan darah seperti haemofilia.
Penatalaksanaan
Penanganan
kasus kasus perdarahan di rongga mulut memerlukan ketelitian dalam menentukan
penyebab perdarahan, yang mana hal ini menentukan bagaimana penatalaksanaan
yang tepat. Informasi yang tepat
mengenai kasus perdarahan didapatkan melalui cara:
1.
Anamnesa
Perlu
digali melalui anamnesa informasi sebanyak mungkin mengenai penyebab perdarahan
seperti:
a.
sudah berapa lama,
b.
seberapa banyak darah keluar,
c.
riwayat perdarahan sebelumnya terkait
dengan pasien ataupun keluarga,
d.
apakah pasien sudah mendapatkan
prosedur gigi,
e.
serta apakah pasien menderita penyakit
sistemik tertentu.
f.
Apakah pasien mendapatkan pengobatan
dengan preparat tertentu
2.
Pemeriksaaan Obyektif.
a.
Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
seperti tekanan darah,
b.
Lakukan pemeriksaan obyektif baik
intraoral maupun ekstra oral, Adalah jejas yang nyata sebagai sumber
perdarahan, atau perdarahan yang difus.
c.
Adakah tanda tanda trauma pada area maxilla
facial. Adanya deformitas wajah patut dicurigai adanya trauma yang menyertai
perdarahan, secara cepat adanya fraktur bias diketahui dengan melakukan palpasi
bimanual, dan adanya krepitasi dan deformitas anatomi.
3.
Pemeriksaan penunjang bias dilakukan
dengan rontgen foto untuk mengetahui adanya fraktur pada jaringan keras.
4.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan
untuk mengetahui kelainan haematologi yang bias menjadi penyebab perdarahan.
Tindakan darurat pada keadaan
perdarahan adalah menghentikan perdarahan secepat mungkin. Upaya ini akan
berhasil dengan baik jika kita mampu mendeteksi penyebab dari perdarahan
tersebut. Prosedur tindakan yang bias dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Tempatkan pasien pada tempat yang nyaman dan
tenang
2.
Pastikan dimana sumber perdarahan
3.
Jika ada luka terbuka lakukan suturing.
4.
Tampon dengan tekanan pada area
perdarahan, bias ditambahkan agen anti haemoraghi maupun vasokonstriktor pada
tampon.
5.
Cek tekanan darah pasien, dan lakukan
terapi intervensi jika tekanan darah tinggi
(rawat bersama dengan dr yang berkompeten)
6.
Lakukan pemeriksaan penunjang
laboratorium dan radiologi jika diperlukan.
7.
Jika dalam 5 menit ditampon belum ada
tanda tanda perdarahan berhenti bias dipertimbangkan pemberian obat-obatan anti
perdarahan secara intra oral maupun intra vena.
8.
Hentikan pemakaian obat yang
memperpanjang waktu perdarahan,contoh antikoagulan.
9.
Observasi perdarahan dalam 24 jam,
hindari berkumur, dan makan minum yang panas.
10.
Pengobatan lanjutan sesuai dengan
kebutuhan pasien, sesuai dengan penyebab perdarahan.
Penutup
Penanganan perdarahan dirongga mulut
yang tepat memerlukan informasi yang lengkap mengenai penyebab dari perdarahan
tersebut maupun sebab lokalmaupun sistemik. Setiap tenaga kesehatan di unit
pelayanan gawat darurat, dan ruang rawatan diharapkan mampu melakukan dengan
baik, dan perlu dibekali ilmu tentang tata cara penatalaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
PETERSON LJ, 1998 CONTEMPORARY ORAL
AND MAXILLOFACIAL SURGERY, MOSBY CO.